Techno  

Youtuber dan TikToker Semakin Banyak, Wishnutama Sebut Warga Indonesia yang Rugi, ini Alasannya

Avatar
Ilustrasi Youtuber Indonesia.

EDARAN.ID – Komisaris Utama Telkomsel, Wishnutama, menyebut jika warga Indonesia merugi akibat berjamurnya Youtuber dan TikToker.

Itu disinggung oleh Wishnutama saat menjelaskan fakta terpendam soal perekonomian digital Indonesia.

Menurut dia banyak yang kurang memahami data ekonomi digital.

Ia mencontohkan pertumbuhan jumlah konten kreator yang selama ini jadi bahan andalan platform digital asing untuk menggambarkan dampak bisnisnya ke perekonomian Indonesia.

Pihak yang diuntungkan dengan bertambahnya konten kreator, seperti YouTuber yang aktif membuat konten video atau TikToker dengan video pendeknya, hanyalah para pemilik platform streaming dan media sosial.

BACA JUGA:  Bocoran Harga dan Spesifikasi iPhone SE 4, Performanya Kalahkan iPhone 12

Warga Indonesia justru rugi karena potensi pendapatan iklan mereka justru makin menyusut karena jumlah pesaing terus bertambah.

“Banyak yang datang kita, bilang bagus, karena mereka sudah punya jutaan konten kreator. Itu hanya buat konten kreator baru, dia yang untung, pembaginya makin banyak. Sizenya tetep sama, digital adex [iklan digital] cuma segitu,” kata Wishnutama, dikutip dari CNBC Indonesia.

Hal yang sama juga berlaku di sektor ecommerce. Ia menilai penambahan UMKM di platform digital tidak berdampak besar kepada perekonomian karena hanya memindahkan ekonomi dari offline ke online.

BACA JUGA:  Harga Samsung Galaxy S22 Ultra Terbaru Maret 2024, Kini Seharga iPhone 14 256 GB

“Bertambah jualan di platform ecommerce tidak menciptakan ekonomi baru. Adanya pembagi baru, karena size [ekonomi] tidak lebih besar,” katanya.

Oleh karena itu, Wishnutama menilai konsep mendorong perekonomian digital tidak tepat.

Olehnya itu, Indonesia harus memanfaatkan teknologi dan platform digital untuk menciptakan ekonomi baru.

“[Jangan] yang mendapatkan manfaat malah asing padahal kesempatannya, terus ke depan, pertumbuhan ekonomi digital sangat eksponensial,” kata Wishnutama.

Wishnutama juga mempresentasikan data perekonomian digital Indonesia yang menggambarkan dominasi asing. Berdasarkan data, nyaris semua komponen ekonomi digital Indonesia dikuasai asing. Satu-satunya komponen ekonomi digital Indonesia yang didominasi lokal adalah sektor keuangan.

BACA JUGA:  Samsung Galaxy S24 Bakal Diluncurkan di Dekat Kantor Apple, Jadwalnya Lebih Cepat dari Perkiraan

Sebesar 94 persen dari komponen ekonomi digital Indonesia 2022 yang mencapai Rp 352 triliun dikuasai oleh lokal. Di sektor mobilitas, lokal juga masih mampu menguasai 51 persen dari Rp 53 triliun.

Penguasaan asing paling tinggi ada di sektor media dan iklan, menyisakan 35 persen dari Rp 88 triliun untuk pengusaha lokal. Di sektor ecommerce, pangsa pasar lokal adalah 44 persen dari Rp 877 triliun.

Cek Berita dan Artikel Edaran.ID lainnya di Google News