Market  

PT Mayora Indah Tbk Diprediksi Terkena Dampak Kenaikan Harga Kopi

Avatar
Ilustrasi pabrik Mayora Group. (ist/edaran.id)

EDARAN.ID – Harga kopi mengalami lonjakan tajam hingga 10% dalam sepekan terakhir, yang dipicu oleh proyeksi penurunan signifikan dalam produksi kopi Arabika Brasil.

Berdasarkan laporan Volcafe, produksi kopi Arabika Brasil diperkirakan akan turun sekitar 11 juta kantong pada periode 2025-2026, dari proyeksi awal yang mencapai 34,4 juta kantong.

Penurunan ini memicu kenaikan harga kopi global, yang turut mempengaruhi harga kopi Robusta.

Selain itu, harga kopi Robusta juga mengalami kenaikan akibat penurunan ekspor kopi dari Vietnam.

Curah hujan tinggi yang menyebabkan banjir di ladang kopi Vietnam menghambat proses panen, memperburuk pasokan kopi di pasar internasional.

BACA JUGA:  Profil Mayora, Perusahaan Yang Memproduksi Biskuit Roma Hingga Le Minerale, Sempat Diisukan Pro Israel

Dampak pada PT Mayora Indah Tbk (MYOR)

Samuel Sekuritas memperkirakan bahwa kenaikan harga kopi ini akan memberikan dampak signifikan pada PT Mayora Indah Tbk (MYOR), yang memiliki ketergantungan besar pada bahan baku kopi.

Sekitar 13% dari total biaya bahan baku MYOR berasal dari kopi, sehingga lonjakan harga ini diperkirakan akan meningkatkan biaya produksi perusahaan.

Kenaikan Harga Kakao dan Minyak Kedelai

Selain kopi, harga kakao juga mengalami kenaikan tajam sebesar 12,3% akibat dampak musim angin kering Harmattan di Afrika Barat yang mengganggu produksi kakao.

BACA JUGA:  Mayora Tegaskan Tidak Ada Hubungan Bisnis dengan Israel, Sempat Diserang Isu Boikot

Samuel Sekuritas menyebutkan bahwa MYOR kemungkinan akan menghadapi dampak terbesar dari lonjakan harga kakao ini.

Tak hanya itu, harga minyak kedelai juga mencatatkan kenaikan sebesar 3,1% dalam seminggu terakhir.

Kenaikan ini dipengaruhi oleh musim kering berkepanjangan di Argentina yang mengurangi hasil panen kedelai, serta penurunan spekulasi negatif terhadap harga minyak kedelai.

Kenaikan harga minyak kedelai diperkirakan akan mempengaruhi biaya bahan baku CPO (Crude Palm Oil), yang berdampak pada perusahaan-perusahaan seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY).

BACA JUGA:  Pasar Kripto Melemah, Berdampak ke Bitcoin, Ethereum dan Binance

Pergerakan Saham MYOR

Pada perdagangan Senin (16/12/2024), saham MYOR ditutup menguat 1,11% menjadi Rp2.730 per saham, dengan volume perdagangan mencapai 5,27 juta saham dan nilai transaksi sebesar Rp14,39 miliar.

Dalam sebulan terakhir, saham MYOR tercatat menguat 4,60%, dan meskipun dalam tiga bulan terakhir hanya naik tipis 0,74%, perusahaan ini tetap menjadi perhatian investor di tengah lonjakan harga bahan baku global.***

Cek Berita dan Artikel Edaran.ID lainnya di Google News