Market  

Perusahaan Indonesia Terseret Isu Boikot Israel, Mayora Termasuk?

Avatar
Kantor PT Mayora Indah Tbk.

EDARAN.ID – Isu boikot produk-produk yang terafiliasi dengan Israel semakin memanas, dan beberapa perusahaan lokal Indonesia ikut terseret dalam perdebatan ini.

Perusahaan-perusahaan besar seperti Wings Group dan Mayora dituding mendukung Israel, bersama dengan beberapa nama besar perusahaan multinasional seperti Danone, Coca Cola, Unilever, McDonald’s, dan Disney.

Namun, benarkah Mayora dan perusahaan lokal lainnya mendukung Israel atau justru hanya terjebak dalam skema bisnis internasional yang rumit?

Mayora dan Perusahaan Lokal

Banyak yang bertanya-tanya apakah perusahaan-perusahaan lokal Indonesia seperti Mayora terlibat dalam mendukung Israel, mengingat adanya aliran dana yang diduga berasal dari negara-negara pendukung Israel.

Menurut penelusuran lebih lanjut, hal ini tidak sepenuhnya benar, terutama jika kita melihat struktur bisnis perusahaan-perusahaan lokal tersebut.

Mayora, yang merupakan perusahaan publik, memiliki saham yang bisa dibeli oleh siapa saja di pasar saham Indonesia.

Namun, saham yang dilepas ke publik ini sangat sedikit dibandingkan dengan saham yang dimiliki oleh pemilik mayoritas.

BACA JUGA:  Apakah Prada Pro Israel atau Tidak, Begini Fakta-faktanya

Ini berarti meskipun Mayora terdaftar di bursa saham, keputusan penting perusahaan tetap berada di tangan pemilik saham mayoritas, yang kemungkinan besar adalah warga negara Indonesia.

Skema Bisnis Perusahaan Lokal vs Perusahaan Multinasional

Ternyata, perbedaan skema bisnis antara perusahaan lokal Indonesia dan perusahaan multinasional asing sangat signifikan. Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu dipahami:

1. Keuntungan untuk Indonesia

Perusahaan lokal seperti Mayora yang melakukan ekspansi ke luar negeri justru menguntungkan Indonesia.

Keuntungan yang didapat dari penjualan produk atau royalti akan kembali ke Indonesia, memperkuat perekonomian nasional.

Sebaliknya, perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia akan mengirimkan royalti dan profit mereka ke luar negeri, yang tidak menguntungkan ekonomi Indonesia.

2. Kepemimpinan Perusahaan

Di perusahaan lokal Indonesia seperti Mayora, posisi strategis seperti CEO, direktur, dan manajer dipegang oleh warga negara Indonesia (WNI).

Bahkan, untuk operasi perusahaan yang ada di luar negeri, banyak jabatan strategis yang tetap dipegang oleh orang Indonesia.

BACA JUGA:  Sempat Diisukan Pro Israel, ini Sejarah Mayora, Kantor Pertamanya di Tangerang

Hal ini berbeda jauh dengan perusahaan multinasional yang pemangku kebijakannya banyak diisi oleh warga negara asing (WNA), terutama dari negara asal perusahaan tersebut.

Contohnya, di perusahaan seperti Danone, yang beroperasi di Indonesia, posisi CEO dijabat oleh Laurents Boissier yang berasal dari Perancis, dengan sebagian besar posisi direktur juga diisi oleh WNA.

Ini menunjukkan bahwa kebijakan dan keputusan penting di perusahaan-perusahaan asing lebih banyak dipengaruhi oleh pihak luar, yang seringkali tidak sejalan dengan kepentingan nasional Indonesia.

3. Dana Asing yang Masuk ke Perusahaan Indonesia

Penting untuk diketahui bahwa dana dari asing yang masuk ke perusahaan Indonesia tidak serta-merta mengubah kepemilikan atau kebijakan perusahaan tersebut.

Sebaliknya, kapital asing yang masuk justru memperkuat kemampuan perusahaan Indonesia untuk melakukan ekspansi lebih lanjut, baik di pasar domestik maupun internasional.

Jadi, meskipun ada sedikit kepemilikan asing, perusahaan Indonesia tetap mengutamakan kepentingan ekonomi nasional.

BACA JUGA:  Dampak Boikot Produk Pro Israel, Ratusan Gerai KFC Ditutup Sementara

Mengapa Boikot Produk Israel Tidak Mempengaruhi Perusahaan Lokal Indonesia?

Meskipun beberapa perusahaan Indonesia memiliki saham asing, boikot terhadap produk Israel tidak akan terlalu berdampak pada perusahaan-perusahaan Indonesia ini.

Hal ini karena pemerintah Indonesia jelas tidak mendukung kebijakan agresi Israel terhadap Palestina.

Oleh karena itu, meskipun ada sedikit keterlibatan pihak asing dalam struktur kepemilikan, keputusan strategis perusahaan tetap berfokus pada kepentingan Indonesia.

Kesimpulan: Perusahaan Indonesia Tidak Mendukung Israel

Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan lokal Indonesia seperti Mayora tidak terlibat dalam mendukung Israel.

Skema bisnis yang mereka jalankan justru menguntungkan perekonomian Indonesia dan tidak mengarah pada dukungan terhadap kebijakan agresi Israel.

Selain itu, meskipun ada sebagian kepemilikan saham asing, keputusan penting tetap berada di tangan pemilik mayoritas Indonesia.***

Cek Berita dan Artikel Edaran.ID lainnya di Google News