Edaran.id – Boikot produk pro Israel sedang disuarakan masyarakat dunia saat ini, termasuk di Indonesia.
Pasalnya, serangan Israel ke Gaza semakin instens belakangan ini. Sehingga, gerakan boikot produk pro Israel kembali digenjot.
Merek-merek makanan cepat saji asal Amerika Serikat (AS) satu diantaranya tergetnya.
Seperti McDonald’s dan KFC, apalagi saat ini mereka sedang menghadapi lingkungan operasi yang menantang di Asia, Timur Tengah dan beberapa bagian Eropa.
Masyarakat Timur Tengah bahkan telah mengubah kebiasaan konsumsi mereka sejak perang dimulai.
“Semua orang terkena dampaknya, ini adalah sesuatu yang tidak disadari oleh banyak orang, tidak hanya merek-merek Barat, semua orang terkena dampak dari konflik pasca 7 Oktober,” ujar Brandon Guthrie, salah satu pendiri dan mitra umum di Shatranj Capital Partners dikutip Irishexaminer dari Bloomberg, Jumat (31/5/2024).
Hanya saja, dampak terhadap McDonald’s dan Starbucks terkonfirmasi cukup tinggi di Mesir, Yordania dan Maroko.
Selain itu, beberapa gerai KFC di Asia Tenggara menjadi target boikot.
Seperti misalnya di Malaysia, sebanyak 100 gerai KFC terpaksa ditutup untuk sementara waktu.
Kemudian di Pakistan, merek-merek air dan minuman ringan lokal di beberapa toko kelontong diberi ruang rak yang menonjol.
Pepsi dan Coca-Cola pun juga ikut terdampak, mereka mengalami penurunan penjualan sebesar 11 persen pada kuartal pertama.
Selain nama KFC, juga ada nama Burger King, dan Pizza.***






