Market  

Isu Boikot Produk Pro Israel Berdampak ke Penjualan KFC atau Tidak, Begini Faktanya

Avatar
Foto: KFC Indonesia.

EDARAN.ID — Isu boikot produk pro Israel oleh masyarakat dunia terus berlanjut.

Isu boikot produk pro Israel itu juga berdampak di Indonesia.

Salah satu produk yang disebut produk pro Israel adalah makanan cepat saji KFC.

PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) yang menjadi perusahaan KFC di Indonesia, menyebut adanya penurunan penjualan akibat seruan boikot produk yang diduga pro Israel.

“Efek boikot terhadap produk kami mencakup penurunan penjualan dan transaksi bisnis,” tulis laporan paparan publik FAST yang dirilis di Bursa Efek Indonesia, Selasa (28/11/2023) lalu.

BACA JUGA:  Le Minerale Diisukan Pro Israel, Ternyata Begini Fakta yang Sebenarnya

Selain itu, untuk meminimalisasi dampak boikot, emiten milik milik Keluarga Gelael dan Grup Salim tersebut sedang berfokus pada promosi intensif produk-produk yang dijual perseroan.

FAST Chart by TradingView
Sebagai informasi, sampai dengan kuartal III/2023, FAST membukukan rugi bersih sebesar Rp152,41 miliar.

Rugi ini membengkak dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp17,16 miliar.

Padahal, sepanjang Januari–September 2023, FAST mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 7,04% year-on-year (YoY) menjadi Rp4,61 triliun.

Peningkatan ini didorong oleh segmen makanan dan minuman yang meraih Rp4,6 triliun atau tumbuh 7,39% YoY.

BACA JUGA:  ZARA Diduga Produk Pro Israel, Isu Boikot Disuarakan, Ternyata ini Sebabnya

Sementara pada periode yang sama, perseroan membukukan beban pokok penjualan sebesar Rp1,72 triliun alias meningkat 6,38% YoY.

Alhasil, FAST masih membukukan pertumbuhan laba kotor sebesar 7,43% YoY menuju angka Rp2,89 triliun.

Namun, sejumlah beban membuat raihan laba kotor FAST tergerus.

Misalnya, beban penjualan dan distribusi yang naik dari posisi Rp2,2 triliun menjadi Rp2,45 triliun kuartal III/2023. Adapun beban umum dan administrasi naik 19,96% YoY menjadi Rp631,17 miliar.

BACA JUGA:  Apakah AQUA Masuk Daftar Boikot Produk Pro Israel, Ternyata Begini Faktanya

Sederet beban tersebut akhirnya membuat FAST mencatatkan rugi usaha sebesar Rp146,62 miliar sepanjang Januari—September 2023.

Jumlah ini berbalik dari laba yang diraih perseroan pada tahun sebelumnya sebesar Rp20,48 miliar.

Hingga kuartal III/2023, perseroan membukukan total aset sebesar Rp3,77 triliun atau turun 1,21% year-to-date (YtD).

Adapun liabilitas meningkat 3,98% YtD menjadi Rp2,87 triliun, sementara ekuitas mencapai Rp904,88 miliar atau terkoreksi 14,72% YtD.***

Cek Berita dan Artikel Edaran.ID lainnya di Google News