Edaran.id – SilverQueen merupakan brand coklat yang cukup populer di Indonesia.
Coklat ini sangat mudah ditemukan, karena banyak dijual di minimarket dan toko-toko swalayan.
Namun, banyak yang mengira bahwa coklat ini buatan luar negeri.
Apakah coklat SilverQueen merupakan produk luar negeri atau bukan? berikut faktanya.
SilverQueen merupakan brand coklat yang didirikan di Garut, Jawa Barat.
SilverQueen didirkan oleh perusahaan cokelat tertua di Asia, yakni Ceres N.V.
Melansir dari berbagai sumber, Senin (27/5/2024), coklat ini menjadi camilan favorit Soekarno.
Bahkan, coklat ini sempat menjadi hidangan pada Konferensi Asia Afrika 1955.
Awalnya, N.V. Ceres merupakan pabrik milik Belanda, hasil aliansi dari keluarga Vanhotten dengan pengusaha pribumi keturunan Tionghoa, Khoe Keg Goan di tahun 1890-a.
Namun kemudian gulung tikar saat Jepang datang.
Pada tahun 1942, perusahaan ini kemudian dibeli oleh pengusaha asal Myanmar, yang juga seorang keturunan Tionghoa, yang saat itu tinggal di Garut.
Di bawah naungannya, Ming Chee Chuang mengubah nama perusahaannya menjadi PT Perusahaan Industri Ceres di tahun 1950-an, yang memproduksi berbagai olahan cokelat.
Usahanya pun berjalan lancar, apalagi berkat bantuan Presiden Soekarno, nama cokelat Ceres pun mulai mendunia.
Tak berhenti berinovasi, Ceres akhirnya membuat cokelat yang diberi nama SilverQueen.
SilverQueen menjadi produk cokelat yang unik pada masa itu, karena bentuknya yang berupa batangan, sehingga mudah disantap, membuatnya booming dan makin laris di mana-mana hingga sekarang.
Saat bisnisnya semakin berkembang, Ming Chee Chuang mewariskan usahanya kepada sang anak, John Chuang, yang saat ini menjadi pebisnis besar di Singapura.
John Chuang lalu mendirikan perusahaan cokelat di Singapura, Petra Foods, untuk melanjutkan usaha ayahnya.
Kini tak hanya produksi SilverQueen, Petra Foods juga memproduksi dan mendistribusikan berbagai merek cokelat seperti Delfi, Ritz, Biskuit Selamat, Meses Ceres, Briko, dan Top.
John kemudian mengubah nama perusahaannya dari Petra Foods menjadi Delfi pada Mei 2016.***